Senja di Pantai Marina Semarang


Kala senja tiba sehabis hujan, jiwa ini langsung dipenuhi hasrat menuju laut terdekat. Hujan yang turun deras membuat langit begitu jernih, membuat jarak pandang tanpa gangguan polusi dan kabut-kabut tipis. Laut menjadi tempat terbaik menerawang hari yang cerah. Imajinasi bergejolak mencari-cari suar kehidupan dari pulau terdekat. Menelisik aktivitas nelayan yang sempat tertunda akibat hujan badai, juga adalah kesenangan tersendiri. Tetapi hal yang paling menyenangkan adalah duduk menyendiri. Menepi sejenak dari hiruk pikuk klakson kendaraan yang mengutuk genangan air, yang terkadang membuat dirinya mogok di jalan. 


Sore itu saya menuju Pantai Marina Semarang. Sebuah pantai sederhana, dengan air cokelat dan jauh dari hamparan pasir putih. Hanya beton dan air yang keruh di pantai itu. Tetapi, pantai adalah pantai. Dimana udara segar berhembus, dan suara burung-burung pantai terus bersahutan. Sore itu di Marina cukup ramai. Banyak yang mencoba peruntungan dengan memancing ikan di tepi-tepi batu penahan ombak. Ada pula mereka yang sekadar duduk-duduk menikmati jelasnya Gunung Muria di kejauhan. Tidak sedikit pula mereka yang bersama kekasih. Keduanya tampak tersenyum bahagia melihat dunia senja sehabis hujan. 


image
Panorama Pantai Marina
Saya mencoba mengabadikan keadaan. Berbekal Asus Zenfone 3 baru saya dari acara Zenvolution di Bali kemarin, saya mencoba berkreasi di pantai ini. Saya mulai mengambil beberapa potongan video untuk menguji kemampuan hape baru saya ini. Saya takjub dengan hasil videonya. Berkat kemampuan optical image stabilization (OIS) dan electronic image stabilization (EIS), video yang saya rekam begitu mulus layaknya menggunakan alat bantu stabilizer. Belum selesai takjub saya pada kemampuan merekam videonya,  saya kembali terkesima dengan kemampuan komputasi handphone ini yang luar biasa. Asus Zenfone 3 saya bisa melakukan editing video langsung pada saat itu juga. Saya mencoba melakukan editing dengan sebuah aplikasi video mobile, dan performa yang memuaskan adalah jawabannya. Proses render video tidak memakan waktu lama. Bahkan lebih cepat dibandingkan dengan proses video editing di laptop saya.

Sesuatu yang dibangun untuk suatu bidang tertentu pasti akan sangat handal membuktikan performanya dalam bidang tersebut. Contohlah komputer yang memang dibangun untuk  gaming pasti akan sangat handal dalam bidang gaming. Begitu pula handphone baru saya ini. Dibangun untuk fotografi adalah jargon yang melekat dalam Zenfone 3. Hasillah yang menunjukkan apakah jargon tersebut akan terbukti di kemudian hari. Hari itu saya sendiri berhasil membuktikan jargon tersebut. Saya tidak kecewa dengan hasil fotografi Zenfone 3, bahkan sangat senang dengan hasilnya. Mulai dari sekadar foto autofokusnya yang cepat, fitur HDR, sampai panorama dan timelpsenya begitu saya suka. Masih ada puluhan mode yang bisa dicoba di Zenfone 3 ini. Terlebih saya masih ingin mecoba menangkap foto milkyway dengan mode manual 32 sec long exposurenya. Pastinya di lain waktu dan kesempatan akan saya coba. 


image
Horizon di utara Jawa

image
Pemancing Ikan

Akhirnya, suatu sore di pantai marina itu tidak sekadar menjadi tempat saya untuk duduk melamun menikmati angin. Saya mengabadikan keadaan. Saya mencoba berjalan, menelisik dan memberi empati lebih pada sekitar untuk bisa mendapat momen yang baik. Asus Zenfone 3 yang menjadi teman traveling baru saya, begitu cepat bisa menjadi seorang sahabat. Layaknya seorang sahabat, Zenfone 3 selalu menjadi tempat saya membangun kerja sama mewujudkan sebuah produktivitas, selain tentunya selalu ada di saat terbaik dan terburuk dalam hidup saya. 

Demikianlah sepatah cerita dari suatu senja sehabis hujan di Pantai Marina Semarang bersama Asus Zenfone 3. Saatnya saya pulang kembali ke bukit, menuju rumah saya yang jauh di selatan Kota Semarang. Saya harus segera meninggalkan pantai akibat langit yang kembali mulai mendung, pertanda hujan episode berikutnya akan segera dimulai. 


image

image
Panorama mode

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top