Rasa kantuk masih
terasa saat saya sampai di meeting point Famtrip Jateng, di Dinas Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah. Perjalanan panjang dari Bandung menuju Semarang cukup
untuk membuat leher saya terasa kaku dan kaki pegal-pegal. Belum Mandi lebih dari
24 jam membuat suasana hati dan tubuh menjadi sensitif. Bawaannya mau
marah-marah saja pagi itu. Tetapi mood buruk itu berubah ketika saya bertemu
teman-teman blogger peserta Famtrip Jateng. Cipika-cipiki, saling cerita kabar
dan kesibukan, serta bertanya kabar sesama blogger lain adalah suatu mood booster
tersendiri bagi saya. Senang rasanya berada dalam komunitas yang memiliki hobi
yang sama, dan bisa bertemu dengan teman-teman baru yang juga menyenangkan.
Setelah semua blogger
dan panitia berkumpul, kami semua naik ke atas bus pariwisata dan siap menuju
destinasi pertama yaitu Umbul Ponggok di Kabupaten Klaten. Perjalanan dari kota
Semarang diwarnai keceriaan karena tour guide kami memberikan sesi perkenalan
kepada setiap peserta Famtrip. Tawa selalu terdengar tatkala setiap peserta
menceritakan identitas diri mereka yang kemudian dibalas dengan candaan dari
teman-teman lainnya. Keceriaan di dalam bus ditambah pemandangan jalur Semarang
– Klaten yang spekatakuler, membuat kami lupa waktu dan tidak sadar sudah
sampai di daerah Klaten.
Ketika kami memasuki
kawasan Umbul Ponggok, dari atas bus sudah terlihat sebuah kolam yang airnya
berwarna hijau kebiruan dengan deretan kios pedagang dan persewaan alat renang.
Kami pun turun tepat di depan gerbang masuk Umbul Ponggok. Dalam hati saya
bertanya-tanya, kenapa airnya berwarna hijau? Tidak seperti di foto-foto yang
tersebar di sosial media, dimana airnya berwarna kebiruan. Saya juga sedikit
bingung dengan apa yang harus saya lakukan karena ramainya tempat ini. Apakah saya
harus mencari spot untuk berganti pakaian, menyewa alat renang, atau mencari
fotografer bawah air terlebih dahulu. Mungkin kesan pertama yang tidak terlalu
baik ini masih karena pengaruh mood yang jelek dan ketakutan saya yang tidak
bisa berenang di tempat dalam. Memang dasar manusia, hanya bisa berprasangka
sebelum tahu sebenar-benarnya.
Tampilan di permukaan Umbul Ponggok
Umbul Ponggok ini ternyata
memang bukan tempat renang biasa. Umbul ini adalah sebuah kolam dari mata air
alami yang terus mengalir. Airnya jernih dan dihuni ikan air tawar yang
berkembang biak sangat banyak. Kolam ini berkedalaman 1 – 1.5 meter di tepi
kolam, dan sampai 3 meter di tengah kolam. Aktivitas yang bisa dilakukan di
kolam ini antara lain snorkeling, diving, dan foto bawah air pada spot yang
telah disediakan. Oleh karena itulah pengunjung perlu membawa kelengkapan
renang seperti kaca mata renang dan kamera bawah air. Tetapi jika memang tidak
ada, semua hal tersebut telah tersedia untuk bisa di sewa di Umbul Ponggok
dengan harga terjangkau.
Akhirnya setelah
menunggu beberapa saat, kami dibawa menuju suatu kios untuk bisa menaruh barang
dan berganti baju. Sebelum berenang, kami di briefing untuk tidak memaksakan
diri berenang tanpa pengaman, karena air di kolam ini cukup sejuk. Sejuknya air
bisa menambah resiko untuk terjadi kram otot saat berenang. Saya pun menjadi
lega, bahwa pelampung juga tersedia bagi mereka yang belum terlalu mahir
berenang, karena saya cukup takut untuk terjun pada saat itu.
Bisa mengapung juga
Saya selama ini memang
hanya berani berenang di kolam dengan kedalaman maksimal 1.5 meter, dimana kaki
saya masih bisa menapak di dasar kolam. Tetapi kali
ini saya mau tidak mau harus menceburkan diri dan berenang dengan bantuan
pelampung dan alat snorkeling, demi mengabadikan keindahan bawah air Umbul
Ponggok. Hari itu rasa takut tenggelam harus saya lawan dari pada menyesal
sudah ke Umbul Ponggok tetapi tidak ada satupun foto bawah air yang saya
dapatkan.
Sebelum terjun ke air,
pemanasan saya lakukan. Setelah merasa tubuh sudah cukup lentur, saya pasangkan
pelampung yang untungnya masih muat untuk saya kenakan. Saya juga memakai kaca
mata snorkeling yang terdapat pipa kecil disampingya untuk jalur nafas menuju
mulut. Setelah siap mental di tepi kolam, saya menceburkan diri. Dinginnya air
Umbul Ponggok langsung menjalar di sekujur tubuh saya. Sedikit kaget pada saat
awal akibat suhu air yang ternyata jauh lebih dingin dari bayangan, saya sempat
merasakan kram pada kaki saya. Untunglah tidak lama saya sudah bisa
menyesuaikan diri. Saya pun berenang di sekeliling kolam sambil menikmati
pemandangan bawah air yang ternyata sangat bening kebiruan.
Pandangan mata di
permukaan memang bisa mengecoh. Ketika sudah menyelam barulah saya rasakan
takjub pada indahnya kolam ini. Air yang begitu bening berwana biru dengan
dasar kolam yang tampak jelas penuh bebatuan dan bersih dari sampah. Ikan-ikan
berenang kesana kemari tanpa takut akan kehadiran manusia. Arus air juga
terasa, karena memang air di kolam ini selalu mengalir dan berganti secara
alami. Terik matahari yang begitu panas siang itu seolah tidak saya rasakan
akibat kesejukan air di Umbul Ponggok. Puas rasanya bisa snorkeling untuk
pertama kalinya dan langsung disuguhkan pemandangan yang menyejukkan mata.
Perjuangan untuk bisa foto dalam air
Akhirnya berhasil
Senang bisa befoto di bawah air
Setelah puas
berenang, tibalah saatnya saya berpose untuk foto bawah air. Di Umbul Ponggok terdapat
beberapa spot unik untuk berfoto di dalam air. Spot untuk tersebut seperti
motor, becak, televisi, kursi bentuk hati, sepeda, dll. Saya bisa berfoto
seolah-olah sedang menggunakan semua alat tersebut di dalam air. Tetapi ini
kemudian menjadi tantangan baru bagi saya. Saya sudah cukup enjoy tidak takut
tenggelam dengan adanya pelampung. Tetapi untuk bisa berfoto bawah air, agar
hasilnya masimal saya harus menyelam dan artinya melepaskan pelampung saya. Rasa
takut begitu kuat, tetapi adrenalin juga mengalir begitu deras memaksa saya
untuk menjawab tantangan.
Akhirnya saya berani
untuk beberapa saat melepas pelampung dan kacamata snorkeling. Saya percayakan
nyawa saya pada mas tukang foto bawah air di Umbul Ponggok yang berjanji akan
langsung memberikan pelampung segera setelah
saya selesai berpose. Saya pun berhasil melewati tantangan itu. Selain berhasil
berpose di sepeda motor, saya juga berhasil berpose dengan membawa bendera merah
putih. Sungguh suatu pengalaman yang begitu langka bagi saya untuk bisa berfoto
di bawah air sambil membawa bendera Indonesia.
Umbul
Ponggok telah menjadi bagian sejarah hidup saya untuk memulai sesuatu yang
belum pernah saya lakukan sebelumnya. Hari itu, meski diawali dengan mood yang
jelek dan prasangka, saya akhirnya bisa bahagia karena telah berhasil melampaui
segala kecemasan dan ketakutan saya. Saya telah berhasil melewati batas-batas
diri yang awalnya hanya menghantui tetapi akhirnya memberikan sebuah kepuasan
batin yang mendalam. Saya ternyata bisa snorkeling! Saya mampu menahan nafas
berfoto tanpa pelampung di dalam air!
0 comments:
Post a Comment