Saya pernah bermimpi menginap pada sebuah kemah. Dengan langit-langit terpal bermotif bintang dan lampu kuning temaram. Pemandangan saya adalah perbukitan, dengan lampu-lampu kota di kejauhan. Saya bermimpi berdiri memutari api unggun. Menari, menyanyi, dan membakar marshmallow. Ketika malam semakin larut, saya tidur pada matras empuk yang hangat. Saya tidur begitu pulas, hingga pada waktunya kokok ayam membangunkan saya pertanda waktu berburu mentari terbit tiba.
Di luar, para pengelana juga telah bangun dan keluar dari kemah mereka. Kemah kami bukan kemah biasa. Kemah ini terbuat dari bahan yang bagus, sepertinya buatan khusus karena tampak begitu tebal. Hujan badaipun tidak bisa merobohkan kemah kami yang kuat ini. Kemah ini berwarna krem, didalamnya terdapat kasur empuk dan perabotan bak sebuah rumah. Tidak absen pula pintu dan jendela. Kemah ini juga punya kamar mandi, lengkap dengan kloset duduk dan showernya. Sepertinya kemah ini kemah gaya baru. Belum pernah saya lihat di tempat lain kemah seperti ini. Zaman memang semakin maju, orang-orang sepertinya terus melakukan penemuan baru termasuk pada model kemah para pengelana.
Di sudut-sudut
perkemahan ini berdiri menara-menara pandang. Menara ini berdiri sebagai tempat
kami mengawasi perkemahan dari datangnya kawanan serigala yang lapar, ataupun
penyamun yang bisa saja menyerang. Kami semua telah dibekali keahlian untuk
memanah dan menembak. Jika hari cerah, kami biasa berlatih memanah di tanah
lapang dekat gapura perkemahan. Bagi kami kemah ini adalah tempat paling aman. Kemah
ini adalah tempat kami lari dari segala prahara dunia di luar sana. Bagi kami
kemah ini adalah Trizara, sebuah taman di surga. Dimana kami tidak perlu lagi
pusing dengan urusan-urusan dunia.
Botol kaca yang tergantung di pohon raksasa |
Taman di Surga |
Pagi itu dedaunan
dan rumput masih berembun. Matahari sudah sekitar dua puluh derajat tingginya
dari horizon. Saya berjalan pada setapak di antara kemah para pengelana. Sepertiya
kemah hari itu cukup ramai dengan pengelana yang singgah beristirahat, sebelum
kembali melanjutkan perjalanannya. Sayapun menuju sebuah taman kecil di tengah
lahan perkemahan. Botol-botol kaca berisi bunga yang tergantung pada sebuah
pohon raksasa menarik perhatian saya. Air dalam botol-botol kaca berisi bunga
itu menambah syahdunya biasan sinar matahari pagi pada rerumputan di taman pagi
itu. Sampai puas saya duduk di kursi taman itu, sambil memandangi botol-botol
yang bergoyang pelan tertiup angin gunung. Dari langit yang semula redup, hingga
menjadi terang benderang.
Genderang dibunyikan,
dua orang pelatih telah siap memimpin kami melakukan latihan gerak badan. Kami berlatih
agar bisa tetap sehat dalam berjalan. Karena sakit bisa dicegah dengan banyak
bergerak, karena tubuh perlu dipaksa agar terbiasa. Semua pengelana berkumpul
di depan gapura kompek perkemahan. Kami berbaris pada lapangan rumput dan
mengikuti setiap rentak dari pemimpin kegiatan gerak tubuh hari itu. Udara segar
pegunungan di sekitar kemah menambah semangat saya yang senang dengan irama
lagu rakyat populer yang dipakai menjadi lagu senam pagi.
Setelah keringat
bercucuran, kami lalu sarapan pagi. Segelas susu murni dan semangkok sereal
menjadi pilihan untuk segera mengembalikan energi yang dikuras oleh senam pagi.
Omelet, nasi goreng, ayam goreng, dan sayur buncis kemudian menjadi menu
selanjutnya sebagai pasokan energi agar kuat menjelajahi hari. Selesai bersantap,
sayapun kembali ke kemah dan mandi. Air hangat mengalir dari shower dan
mengurangi dinginnya air pengunungan, sehingga tidak ada alasan bagi saya
menghindari berbersih diri. Selesai mandi, saya merejang air pada teko, dan
mencelupkan sekantung teh pada cangkir. Saya hirup dalam-dalam aroma teh itu. Pagi
yang begitu indah, setelah malam yang penuh keriaan. Di kemah yang saya anggap
seperti sebuah taman di surga ini saya merasakan hidup sebagai seorang
pengelana, yang berpesta pora dengan sederhana. Berpesta merayakan kegembiraan
hidup, dengan tari-tarian dan nyanyian syahdunya.
***
Kemudian lamunan
saya buyar. Triasa roommate saya di tenda Netra Trizara Resort Lembang yang
berangkat dari Jakarta datang bersama rombongan blogger lainnya. Obrolan saya
dan pemilik Trizara Mr. Kunal yang membuat saya melayang-layang dalam imajinasinya tentang
Trizara saya coba masukan dalam alam bawah sadar saya.
Hari itu saya
menginap di Trizara. Sebuah resort dengan konep yang unik. Konsepnya adalah Glamping,
singkatan dari glamorous camping. Kemping mewah, kemping tanpa perlu mendirikan
tenda sendiri, karena semua sudah tersedia. Tendanya besar, ada kasur, ada perabotan, dan kamar mandi seperti di
hotel. Ada pula restoran, permainan anak seperti sepeda, trampoline, dan aktivitas
untuk grup seperti main paintball dan panahan. Tempat ini bagi saya adalah
sebuah tempat mencari ketenangan. Kompleks perkemahan yang luas membuat saya
bisa melakukan olahraga, berjalan kaki, dan menghirup udara segar pegunungan
Lembang.
Pemandangan dari terah tenda kemah |
Cabin Folk ala-ala |
Bermain Trampoline. Foto by kak disgiovery.com |
Konsep tempat
menginap yang luar biasa ini berangkat dari pengalaman Mr Kunal dan istrinya yang
180 derajat berbeda ketika berkemah di hutan Lembang setelah sebelumnya
berbulan madu di Maldives. Sulitnya mencari kamar mandi, makanan, dan segala
kenyamanan ketika berkemah membuat mereka menciptakan konsep berkemah dengan
nyaman. Sehingga semua orang, termasuk golongan menengah ke atas yang tidak bisa
meribetkan dirinya dengan kerepotan berkemah bisa turut merasakan sensasi tidur
di alam bebas dengan bertapkan terpal di Trizara Resort Lembang. Karena nikmatnya
menikmati alam bebas adalah rahmat bagi semua orang. Maka kita perlu mendorong
semua orang agar bisa menikmati alam bebas yang permai.
***
Tetapi mimpi
saya itu ternyata bukanlah sebuah mimpi semu. Mimpi itu ternyata benar adanya. Terwujud
ketika saya menginap di Trizara Resort Lembang. Perkemahan yang seperti taman surga
itu adalah penggenapan impian saya untuk tinggal di tenda-tenda bak seorang
pengelana. Karena bagi saya, ketika ingin menuliskan pengalaman menginap di
Trizara Resort adalah bukan soal empuknya kasur, atau enaknya makanan. Bukan soal
berapa banyak jumlah kamar atau ada tidaknya spa dan kolam renang. Semua hal
standar itu telah tertulis dengan baik dan bisa dilihat di website resminya www.trizara.com.
Bagi saya,
menginap di Trizara adalah soal sensasi yang bisa saya ceritakan. Tentang imajinasi
saya yang mendadak menjadi liar melihat isi tenda yang mengingatkan saya pada
tenda seorang pengelana. Tentang imajinasi saya yang seolah ikut menginap di tenda
Harry Potter dkk. yang sedang dalam pengembaraan mencari horcrux Lord
Voldemort. Pada imajinasi saya tentang tenda suku Indian, ataupun tenda nomad
orang-orang Mongol. Sungguh, percayalah pada sebuah lereng bukit di Lembang, saya
telah berimajinasi tentang itu semua. Pada sebuah taman di surga, pada sebuah
Trizara.
Kepala suku pengelana. Foto by kak Nitasellya.com |
Semoga saya
tidak dianggap berimajinasi terlalu tinggi seperti orang gila.
Foto2nya mantep banget Ghana. Aku paling suka sama aksen jendela di tendanya. Kesannya lebih homey tapi tetep deket dengan alam :D
ReplyDeleteAihhhhh seru banget, mau dong bisa kesini lagi bareng kamu :D
ReplyDeletephoto yang terakhir pas banget ghana..
ReplyDeleteimajinasi yang menyenangkan ghana, sama menyenangkannya nginap disana. #pengen balik lagi
ghana... bener baru kepikiran tendanya mirip tenda harry potter pas pencarian horcrux Lord Voldemort, nice imagination :)
ReplyDeleteFotonya bagus2 Ghana
ReplyDeletepengen loncat loncaaaatttt di trampolin nyaaaaa
ReplyDeleteTau gak yang paling berkesan staycation di Trizara ini buatku apa? Lebih mengenal teman-teman secara lebih personal. Interaksi yang lebih rutin dan seminim mungkin pakai gadget bikin kita lebih akrab.
ReplyDeleteBerpelukaaaan :D
Pohon besarnya ngingetin aku sama film Big Fish-nya Tim Burton.
ReplyDeleteWah sering lewat Trizara ini tapi dari luar ga nyangka bahwa di dalemnya se menarik ini. Btw fotonya mantap bro
ReplyDeleteBulan depan team kantor mau ngadain acara kumpul bareng di trizara ini. Walopun blm jelas jadi ato ga :D. Setelah baca ini, jd berharap bgt acaranya jd ih... Bguuus bener tenda2nya.. Pgn ngerasain jg glamping gitu :)
ReplyDelete